Nasib Literasi Indonesia




STADIUM GENERAL 
Bersama pak Habiburrahman el Shirazy, Lc., Pg. D
 Dosen IIQ Annu Yogyakarta
(penulis Novel best seller Ayat-ayat cinta)
Tema: menulis sebagai tanggung jawab peradaban dunia
Ditulis oleh : Muhamad Jamaludin



    Sabtu, 21 Oktober 2017 tempat auditarium Instititut Ilmu alQuran Annur Yogyakarrta Komplek PP Annur-ngerukem-pendowoharjosewon-Bantul, yang diikut oleh mahasiswa Intitut Ilmu alQuran Annur Yogyakarta mayoritas mahasiswa semesater satu, karena menjadi agenda wajib pengganti jam kuliah mereka, pada stadium general ini Wakil Rektor I Bidang akademik pak Khorun Niat, MA. turut memberikan sambutan.

     “Kegiatan ini bertujuan untuk menambhakan motivasi dan semangat Mahasiswa IIQ Annur dalam dunia literasi, karena banyak dosen-desen IIQ yang memiliki peran penting dalam tulis-menulis salah satunya dosen IIQ Annur yaitu pak Ikhsanuddin, MSI. Menjadi santri berprestasi ditingkat nasional menjadi salah satu nominator pada hari santri 22 oktober besok, dan ini menjadi agenda wajib untuk  mahasiwa semester I sebagai pengganti abensi.” ucap Pak Niat.
Stadium General ini di pandu oleh salah satu dossen IIQ Annur bapak Arif Nuh Safri, M. Hum, perlu kita ketahui bahwa pak Habiburrahman el Shirazy, Lc., Pg. D adalah salah satu peulis yang luar biasa karena dibalik keberhasia beliau sebagai seorang penulis dan akademik tida digapai dengan hal yang mudah, selain itu beliau juga sebagai salah satu sutradara yang handal karena beliau sudah terbiasa menjadi sutradara yang handal pada watu sekolah menengah atas, dengan perjuangan beliau yang tak pernah  putus asa arena jutaan naskah yang beliau tulis ditolak tim redaksi dan lain sebagainya.Kutipan yang dapat penulis ambil dalam stadium general ini adalah pertama kenapa kita harus meulis?, karena menuis adalah salah satu perintah Allah dalam alQuran, yaitu pada lima ayat pertama yang Allah turunkan kepada Rasulullah yaitu surat al-Alaq, ayat ini menerangkan Allah menurunkan ilmu dari perantara Qolam, satu riwayat menjelaskan alQolam adalah salah satu bentuk bacaan dan tulisan, kareana perintah menulis juga perintah membaca, yang kedua tulis menulis adalah perintah yang Rasulullah berikan pada Sahabat, diriwayatka pada perang badar banyak tawanan yang ditawankan umat musllim untuk ditebus dengan uang dan lain sebagainya, namuun bagi mereka yang tidak mampu dalam faktor biaya  tawanan yang bisa menulis dan membaca bisa menjadikan tebusan lantaran dala proses pegajaran, ini pentiingnya literasi sehingga Rasulullah mendeklarasikan perintahnya karena pentingnya hal ini, riwayata yang lain ketika alQuran Allah turunkan dengan jumlah yang tidak mungkin bohong ini dihafalkan oleh para sahabat dalam ilmu hadis disebut Mutawatir, namun pada perang yamamah banyak penghafal alQuran yang syahid maka perintah tulis menulis ditekakan. Menulis merupakan salah satu sunah para ulama-ulama seperti imam suyuti menulis enam ratus kitab, seperti al-Ithor fi ulumil Quran yang dijadikan rujukan, seperti tafsir al-Jalalin dan lalin sebagainya, ini baru kita berbicara imam Suyuti banyak ulama lain seperti al Imam Nawawi, al Imam Gozali dan lain sebanyai. Menulis juga tidak terlepas dari sunah para santri lantaran para ulama besar pun sejatinya seorang santri, selama tradisi ini masih bisa dilestarikan, maka peradaban ini masih kita pegang. Faktanya negara-negara yang maju, mereka mewajibkan anak-anak sekolah menengah atas mewajibkan membaca sastra induk negara itu sendiri, bukan Cuma dibaca dijawibkan me-resume dan mempersentasikan di depan teman-teman kelasnya, namun ironinya di negeri ini tidak ada hal seperti itu, ini berdasarkan penelitian pa taufik ismail. Literasi akan berkembang ketika tulis menulis sudah dimantapkan baru berjalan pada tekhnologi selanjutnya begitulah yang seharusnya berjalan di negeri ini, tetapi ironi yang terjadi dinegeri ini malah sebaliknya, anak-anak dinegeri ini terjajah pada tekhnologi yang tidak berperan dan berdampingan dalam edukasi anak-anak dinegeri ini. Tertinggalnya litesari kita dibandingkan negera-negara maju adalah semangat dan sadar akan pentingnya membaca sebagai contoh ketika novel hary potter tertibat banya anak-anak usia dini sudah mengantri untuk mendapatkan novel ini, dan lain sebagainya. Tertinggalnya tradisi ini semoga bisa cepat kita selesaikan unuk bisa berjalan berdampingan dengan negara-negara maju lalinnya dimasa selanjutnya.

    Hal yang harus kita pahami adalah jangan inferior, karena adanya putusnya sejarah yang terjadi, maka yang harus kita lakukan sekarag adalah membangun kembali semangat membaca dan menulis, dengan menggunakan tekhnologi seperti sistem android sebagai salah satu media perbarui diri kita sendiri, sebagai bukti banyak buku-buku seperti karya-karya klasik  yang bisa kita unduh melalui media tersebut.
    
    Perlu kita tahu sistem pendidika di Indonesia sepeti lari sprin 100m, analogi ini terbukti ketika anak usia 5 tahun harus sudah bisa baca, karena unggahan anak SMA di indonesia seperti seorang mahasiswa di negara-negara maju, ini berdampak pada masa perkuliahannya yang tidak dimaksimalkan, ketika kita bandingkan dengan proses belajar dan mengajar di negera eropa sana yang meluangkan waktu bermain pada anak usia sekolah dasar, tidak menutup kemungkinan, hal ini akan berdampak pada kejenuhan pada proses belajar, mereka berpikir sekolah adalah salah satu yang menyenangkan, ini yang terjadi pada kualitas pelajar di negeri kita. 

    Negara-negara maju yang memegang peradaban saat ini salah satu contoh peng-aplikasian peradaban islam yang di deklarasikan Rasulullah SAW, 15 abad lalu. Bahkan tradisi di oxford sama persis seperti tradisi seorang santri dan kiayi, mereka masuk ruang maka dengan jubah rapih dan ketika guru besar mereka datang semua terdiam dan takdzim kepada guru besar tersebut, lalu disambung berdoa kemudian makan menyatapnya, setelah makan sebelum profesornya belum beranjak pergi maka tidak ada mahasiswa yang beranjak pergi, kasus ini adalah salah satu sikap dan tradisi seorang muslim, karena berdasarkan catatan sejarah eropa pernah di naungi kerajaan muslim yaitu di andalusia, mari kita merenungi dan meg-intropeksi diri kita untuk menjaga dan membudayakan tradisi kita sebagai muslim. 

    Intinya yan perlu kita pahami bersama adalah  perlu kita ingat  kita harus menata motivasi belajar kita, karena persaingan kita saat ini adalah persaingan peradaban, karena ini akan berdampak pada era globalisasi di masa depan, karya kita yang mereka baca atau karya mereka yang kita baca, ini  yang perlu kita tekankan pada diri kita. Tingkatkan kuallitas  membaca kita untuk meningkatan kualitas literasi  kita, guna untuk memimpin sebuah peradaban nantinya.


Post a Comment

0 Comments