artikel
ALIRAN KUFAH DALAM LINGUISTIK ARAB
sumber gambar : https://c2.staticflickr.com/4/3902/14736451391_4b6ec0bb26_b.jpg
Kita telah belajar ilmu nahwu beberapa tahun lalu, namun kita
kadang tidak tahu sejarah keilmuan tersebut, ini ada beberapa pemaparan tentang
sejarah ilmu nahwu. Perkembangan ilmu nahwu dibagi menjadi empat. Pertama peletakan
awal teori-teori yang di bagi menjadi aliran basrah dan kuffah, yang kedua ada
pembentukan, ketiga masa pematangan yang pada masa ini bisa juga disebut masa
penyempurnaan yang mana pada masa ini banyak karya-karya yang lahir. Yang terakhir
ilmu ini banyak menyebar ke daerah-daerah lain selain dari aliran kufah dan
basrah, karena aliran nasrah ini letak utama pelatakan katakanlah sebagai pioner
dan aliran kufah ini penyebarannya. Latar belakang ilmu ini ada adalah faktor
agama, pada awalnya ilmu belum standar dan seterusnya ilmu ini di kaidahkan oleh
para ulama. Faktor yang kedua adalah nasionalisme bangsa arab, dimana bangsa
arab melakukan pernikahan dengan bangsa lain karena takut tercampurnya bahasa
Arab maka ilmu bahasa arab di teorikan, jika tidak ada yang mempertahankan
bahasa sendiri maka hal ini terjadi. Faktor yang berikutnya adalah faktor sosiologis
banga Arab dimana kebutuhan masyarakat umum membutuhkan standarisasi bahasa
arab pada masa itu.
Sejarah aliran kufah dimulai ketika kufah diduduki kaum muslimin
pada masa pemerintahan umar bin khattab pada masa tahun 15 hijriah, selang
sembilan bulan setelah kaum muslimin menempati basrah. Mahzab kuffah muncul
setelah berkembangnya mahzab basrah. Generasi pertama mahzab kufah adalah
al-Thabaqatu al-ula. Al-Ru’asi dengan nama asli Abu Ja’far. Genarasi berikutnya
adalah Mu’adz al-Hara’i. Sumbangan buah pemikiran dan karakteristiknya masih
menggunakan pembelajaran mahzab basrah dan belum ada karya-karya yang mencolok
pada generasi ini.
Generasi kedua adalah al-Kisa’i (119 H-189H), nama lengkapnya
adalah Abu Ali ibn Hasan, berkembangsaan persia, dengan sumbangan pemikirannya
dengan diperbolehkannya ta;kid yang sebenarnya berhubungan, tetapi kata
tersebut terhapus dalam penggunaanya dan digantikan oleh waw athaf. Karakteristik
dari generasi ini adalah periwayatan, karena lebih mengutamakan teori lapangan.
Generasi ketiga adalah al-Ahmar (W 194 H), al-Fara’ (144-207 H)
beliau menghabiskan hidupnya dengan mempelajari qirah sair, tafsir. Beliau memberikan
sumbangan dalam ilmu nawu adalah mengakhiri khabar. Al-Lihyani (w 220 H). Karakteristik
dari generasi ini adalah semakin maraknya penulisan baik dalam ilmu agama maupun
ilmu agama, maka mulai otonomnua sharf, dan lahirnya istilah nawhu kufah. Pada generasi
keempat tidak jauh berbeda pada generasi sebelumnya hanya berkurang penyusunan
ilmu-ilmu nahwu. Dan karakteristik generasi kelima adalah pengetahuan yang
beraneka ragamm nahwu, bahasa.
Kajian yang dilakukan oleh pendahulu mahzab kufah seperti pada
generasi kedua. Kajiannya yaitu yang pertama adalah kajian fonologi. Pendekatan
dan metode kajian mahzab kufah adalah mengembangkan dan penelitian bahasa dalam
melalui al-riwayah. Mahzab kufah lebih fleksibel dari al-qiyas. Penggunaan
istilah-istilah yang digunakan mahzab kufah berbeda dengan mahzab basrah.
Yaqub di dalam bukunya (afandi, 2009:4) menjelaskan perbedaan epistemologi
mahzab basrah dan kufah basrah terkait dengan masalah qiyas dan aturan kaidahm mahzab basrah berpandangan bahwa bahasa
yang benar-benar digunakan sehari-hari atau sering digunakan oleh orang arab
yang boleh menjadi analogi atau qiyas, sedangkan kufah prasa, puisi, kaum
pedesaan tidak bisa seperti kaum basrah.
Itulah sedikit gambaran tentang sejarah perjalan ilmu dalam bahasa linguistik
arab yang perlu kita ketahui untuk memantapkan pengetahuan kita dalam mempelajari
bahasa arab.
wallahualam
Post a Comment
0 Comments