opini
TEKAD
Sumber Gambar : http://kalage.blogspot.com/2016/07/sukses-mimpi-dan-tekad.html
Siapa yang tidak kenal dengan tokoh utama dalam serial anime karya
Sensei Masasih Kisimoto, yap Uzumaki Naruto. Di era Uzumaki Boruto iya bertanya
apa kau tahu batu terkeras didunia?. Pertanyaan yang didapat sebelumnya dari
Ohnoki sebagai salah satu kage yang membuat aliansi ninja saat perang
dunia ninja melawan akatsuki. Batu yang sangat keras didunia ini ohnoki
menjelaskan pada Uzumaki Boruto adalah sebuah tekad yang tertanam pada hati
kita. Tidak perduli apapun masalahnya, tekadmu takan pernah hancur, karena itu
tekadmu adalah batu terkeras didunia ini.
Kekuatan pikiran
kita memang dapat mengendalikan sebuah gerakan dalam tubuh kita. Sugesti pun
demikian adanya, secara sekilas memang semua yang kita pikirkan akan kita
dapatkan. Namun, itu akan lebih maksimal jika tekad dalam hati ini telah bulat.
Penulis teringan saat masa di SMA dahulu ada salah seorang sahabat yang
bertanya pada penulis ia bertanya "jika kamu disuruh memilih anatara lingkaran, segitiga, dan persegi. Mana yang kamu pilih". Entah apa yang saat itu penulis pikirkan, sepontan
penulis menjawab lingkaran. Tanpa penjelasan sahabat yang bertanya itu berkata
‘oh pantesan’. Bingung tanpa penjelasan, entah apa yang dipikirkannya itu.
Tetapi lamban laun pertanyaan itu mulai terjawab.
Jika kita memilih
segitiga maka akan memiliki tiga sisi yang berlawanan. Nampaknya ini adalah
realisasi untuk seorang yang memiliki sikap sosialisasi tinggi. Karena mesti
memikirkan beberapa aspek dalam melihat permasalahan. Jika sahabat pembaca
memilihnya dengan sepontan itu berarti sahabat merupakan seorang yang
membutuhkan beberapa teman untuk memutuskan masalah. Sebagai contoh dalam
memilih pakaian, sahabat pembaca akan mempertimbangkannya dengan bertanya pada lingkungan
mana yang lebih tepat dan menarik nan elok. Sepertinya begitu penafsiran
penulis saat memikirkan persoalan segitiga ini.
Persegi empat,
sebuah bantuk yang memiliki empat sisi namun habis dibagi menjadi dua pada
sisinya. Artinya jika sahabat pembaca memilih ini secara sepontan persegi empat
ini yang kemungkinan terjadi yaitu ada dimana sahabat pembaca memutuskan satu
perkara dengan bertukar pikiran kepada sahabat terdekatnya agar mendapaktan
keteguhan sehingga bisa memilih keputusan tersebut meski keputusannya-lah yang
tetap dipilih, itu bukan masalah.
Yang terakhir
adalah lingkaran, sesuatu bentuk yang tanpa memiliki sisi. Keadaannya utuh tanpa bisa
dibagi, meskipun bisa maka takan terhingga. Dibagi dalam arti memiliki sumbu
lipat dalam matematika setiap benda pasti memiliki sumbul lipatan bukan? Nah,
lingkaran dirasa memiliki sumbu lipat tak terhingga. Ini lah yang dinamakan
tekad, seperti lingkaran. Tak heran selalu bertanya apakah tekad mu sudah
bulat? Apakah keinginanmu sudah bulat? Dan bla bla bla yang penting bulat.
Sahabat pembaca,
pada tulisan sederhana ini mari sama-sama kita merenung kenapa IPK kita
tak kunjung diatas 3.00, kenapa hafalan kita tak kunjung tambah, kenapa gajih
kita selalu pas-pasan, kenapa saya tak berprestasi seperti yang lainnya, kenapa
negara kita tertinggal dibanding negara di Eropa sana, kenapa kita jauh dengan
Tuhan kita, kenapa dan kenapa. Tanyakan pada hati kita masing-masing. Seberapa
kuat tekad kita melekat dihati kita, seberapah bulat kemauan kita untuk berubah
menjadi baik. Sudahkah rela waktu kita disumbangkan pada pengabdian untuk ilmu,
untuk keluarga, untuk agama, untuk negara, serta yang terpenting untuk diri
kita. Mungkin itu pertanyaannya?
Oke kita kembali keatas sedikit, sahabat pembaca yang mengikuti serial anime Naruto pasti tahu seberapah
payahnya sang tokoh utama menjadi hokage sebagaimana tujuan hidupnya, bagaimana
rekoso nya sang tokoh utama menjadi seorang shinobi yang
melampaui para pendahulunya. Itu contoh sederhananya. Baik mari kita merenung
kembli bagaimana Rasulullah SAW berhasil membumikan nilai keislaman selama 23 tahun lamanya. Mulai dari
hijrah dari Mekkah ke Madinah. Hal ini tidak akan tercapai jika tekad yang
dimiliki sang Nabi yang agung Sayyidina Muhammad Shollallu’alaihi Wassalam
hanya sebesar dzaroh.
wallahualam
(Ibnu Ahmad Bin Abdul Majid)
Post a Comment
0 Comments